Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Adira (23), seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya, suaminya sehari-hari kerja sebagai buruh bangunan.

Banjir bandang pada September 2020 membuat mereka kehilangan tempat tinggal sementara yang disediakan oleh Pemerintah untuk keluarga korban gempa pada September 2018. “Rumah rusak, atap bocor dan rumah dipenuhi lumpur dan pasir. aman untuk ditinggali, kami pindah untuk tinggal di rumah orang tua saya dan akhirnya tinggal di rumah sementara teman, "jelas suami Adira.

Lanjut dia menjelaskan, “beberapa bulan yang lalu, di luar dugaan, pada suatu hari di malam hari, kami mendengar suara gemuruh yang semakin kencang, dan kami merasa bahwa ini adalah pertanda bahwa banjir bandang akan terjadi lagi. Saya langsung berkemas barang-barang kami, meraih kedua anak kami dan bergegas ke rumah keluarga di desa tetangga dengan ketinggian yang lebih tinggi. Sekitar 1 jam kemudian, saya kembali ke desa untuk melihat orang tua saya yang masih tertinggal di desa dan menemukan desa sudah dipenuhi banjir, lumpur, pasir dan pohon-pohon besar. Saya juga menemukan rumah orang tua saya hancur oleh banjir. Kami tinggal di desa tetangga-Pulu sampai kami merasa aman, Sekarang, kami tinggal di rumah mertua. 

Adira serta suaminya bersyukur menerima bantuan tunai ADRA. “Kami mendapat Rp 8.000.000, dan uang itu kami gunakan untuk membeli tanah 10 x 13 meter dan bahan untuk membangun rumah keluarga kami. Kami sudah berkonsultasi dengan kepala desa untuk memastikan tanah cukup aman untuk rumah baru mereka,” katanya dengan nada senyum kebahagiaan.

Terima kasih ADRA atas kepeduliannya membantu keluarga kami dan orang lain agar cepat sembuh. Kami berharap tidak ada lagi bencana yang menghancurkan hidup kami dan Pemerintah akan menemukan tempat yang aman bagi masyarakat untuk hidup.

Berita terkait lainnya

id_IDIndonesian