Sore itu Heru, salah satu pengurus Koperasi KOMIDA yang juga menjadi relawan ADRA dalam proyek “Selamatkan Lansia dari COVID-19”, sedang berjalan-jalan ke sebuah desa di mana ia akan bertemu dengan beberapa perempuan lansia yang menjadi anggota dari koperasi KOMIDA. Dalam perjalanan menuju desa, dia tidak sengaja melihat seorang wanita tua sedang duduk di depan rumahnya. Ia terlihat putus asa. Jadi, Heru tertarik untuk mendekatinya, meski berdasarkan rencana ia bukanlah target penerima manfaat.
Mina, ibu tua itu, sangat terkejut ketika Heru berbicara dengannya, menanyakan kondisinya, dan menawarkan bantuan dari ADRA melalui koperasi KOMIDA. Dia tercengang dan bahagia sehingga membuatnya secara spontan bersujud ke tanah sebagai ungkapan rasa syukur. Hal itu membuat Heru sangat kaget dan terharu. Ia datang tepat pada saat Mina benar-benar membutuhkan.
Mina tinggal bersama keluarga putrinya. Dia biasanya bekerja sebagai pekerja lepas di bidang pertanian. Tidak hanya dia, tetapi juga putri dan menantunya bekerja sebagai pekerja lepas di bidang yang sama. Ketika dia melakukan pekerjaannya, dia biasanya mendapat sekitar 3 USD sehari. Namun kebijakan pemerintah tentang “Pembatasan Sosial Berskala Besar” karena pandemi COVID-19, membuat dia dan keluarganya kehilangan pekerjaan. Mina sedih memikirkan bagaimana mereka bisa bertahan dengan kondisi ini ketika tiba-tiba Heru datang mendekatinya dan berbicara dengannya.
Saat Heru bertanya tentang COVID-19, Mina tidak memahaminya. Dia berpikir bahwa jika dia bekerja di bawah sinar matahari, dia tidak akan tertular virus. Ia pun yakin virus itu masih jauh darinya. Itu tidak akan mencapai desa mereka.
Beberapa hari kemudian, Heru mengunjungi Mina untuk mengantarkan bantuan berupa kartu tunai elektronik senilai Rp1.500.000 dan paket kebersihan berupa 1 lusin masker kain, sabun, dan hand sanitizer. Mina dan keluarganya sangat terkejut dan bahagia. Mina sekali lagi membungkuk ke tanah sebagai ungkapan rasa syukur saat menerima bantuan. Dia tidak percaya bahwa itu nyata. Dia dan seluruh keluarganya menangis bahagia. Heru juga menangis. Itu sangat menyentuh hatinya ketika dia melihat mereka menangis dalam kebahagiaan, dan dia merasa senang dan bangga menjadi bagian dari tim dalam proyek ini.
Heru tidak hanya menyerahkan bantuan tetapi juga memberikan poster berisi pesan pencegahan COVID-19 untuk para lansia. Dia menjelaskan setiap poin di poster ini kepada Mina dan keluarganya. Itu membuat mereka mengerti bagaimana mencegah Mina dan diri mereka sendiri dari virus. Heru menjelaskan bahwa mereka harus memakai masker saat berada di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain. Mina juga berkomitmen untuk tidak keluar rumah atau bekerja untuk menjaga dirinya dari virus. Keluarga itu pun setuju untuk merawat Mina agar bisa menyelamatkannya dari virus. Bantuan tunai akan membantunya untuk tinggal di rumah karena dia tidak perlu bekerja.
Mina mengaku sangat senang karena bisa mendapat bantuan dari ADRA. Ia tidak hanya bisa membeli kebutuhan pokoknya seperti beras, minyak goreng, telur, gula, dll, tapi ia juga bisa membeli kue dan sirup untuk merayakan Idul Fitri sebagai seorang Muslim. Dia senang karena dia bisa berbagi kue dengan cucunya.
Setelah beberapa hari, Heru menelepon Mina melalui ponsel cucunya untuk memberikan dukungan psikososial. Mina sangat senang ketika Heru menanyakan kondisinya. Dia kesulitan berbicara karena dia menangis bahagia ketika Heru meneleponnya. Heru juga mengingatkannya untuk mempraktikkan pola hidup sehat yang telah ia informasikan sebelumnya. Mina dan keluarganya mengatakan bahwa mereka telah mempraktikkan protokol kesehatan terkait COVID-19. Keluarga tersebut memakai masker setiap kali keluar rumah. Mereka juga mencuci tangan dan kaki setiap kali pulang. Mina sendiri juga mempraktikkan rutinitas harian sehat yang diceritakan Heru padanya. Seluruh keluarga sangat berterima kasih atas apa yang telah dilakukan ADRA dan KOMIDA untuk mendukung mereka akibat COVID-19.
